Dia Memilih Sahabatku



Hari ini aku datang sangat pagi di sekolah, pagi ini kelas masih sepi hanya ada Clara yang sedang duduk membaca buku di bangkunya. Hari ini ia kelihatan sangat cantik walau tak memakai make up di wajahnya. Maklum kulitnya putih, hidungnya mancung, alisnya tebal, serta bibirnya berwarna merah merona. Aku sangat menyukainya senjak masuk SMA. Entah mengapa setiap melihatnya hatiku selalu bergetar. tapi aku tak pernah mengungkapkan perasaanku padanya.
“Selamat pagi Clara” sapaku
 “Selamat pagi” jawabnya
 “Baca buku apaan?” tanyaku
“Novel, kasih tak sampai” jawabnya sambil menatap novel yang dibacanya
“Mmm, novel yang menarik” kataku singkat sambil melangkah menuju bangku yang berada di belakang.
Tak lama kemudian kelas mulai ramai, terlihat pula Zhaky dan Stive datang bersama. Zhaky  dan Stive merupakan sahabat baikku, aku bersahabat dengan mereka dari SD, kami memiliki band yang bernama Brandal’s Band. Zhaky dan Stive datang menghampiriku
“Tumben loe datang pagi-pagi?” tanya Stive
“Motor gue rusak, jadi gue diantar bokap” jawabku
“Yaudah, entar pulang sekolah bareng gue aja, sekalian kita latihan band di rumah” ujar Zhaky.
“Ok” jawabku singkat.
Bel pelajaran berbunyi, tak lama  kemudian guru mata pelajaran datang. setelah pelajaran usai Aku, Zhaky dan Stive berjalan menuju kantin.
“Mau makan apa? Tenang, gue yang bayar” ujar Stive berlaga sombong
“Bakso aja” kata Zhaky,
“Yaudah sana, cepetan! perut gue udah keroncongan nih” kataku menyuruh Stive. Aku dan Zhaky mengambil tempat duduk, aku terkejut sekaligus senang ketika melihat Clara duduk di meja sebelah, posisinya pas berhadapan denganku namun dia tidak melihatku, dia asik bercerita sambil makan gorengan. Lima menit kemudian Stive datang dengan membawa 3 mangkok bakso
“Nih baksonya” kata stive mengagetkanku
“Ekh iyya” kataku kaget
“Ngelamunin apa lo?” tanya Zhaky
“Mmm.. ngak.. ngak ada kok!” jawabku terbata-bata
“Pasti lagi mikirin seseorang!” kata stive meledek
“Akh, enggak kok” jawabku singkat sambil memakan bakso.
Seusai makan kami kembali ke kelas. Waktu pulang pun tiba, kami bergegas menuju rumah Zhaky. Setibanya di rumah Zhaky kami segera masuk ke rumah
“Selamat siang tante” kataku menyapa tante Viona yang tengah duduk membaca majalah di ruang tamu
“Siang, ekh...! kalian latihan Band lagi hari ini?” Tanya tante Viona terkejut
“Iyya mah, Pensi udah dekat soalnya, jadi kami latihan lebih giat lagi” kata Zhaky
“Mmm.. yaudah sana, mama siapin makan siang dulu buat kalian”
“Ngak usah repot-repot tante, kami udah makan kok tadi di sekolah!” kata Stive
“Ngak apa-apa kok” ujar tante Viona sambil berjalan ke dapur.
Kami bergegas menuju studio mini yang ada di rumah Zhaky. Kami latihan band selama beberapa menit, tak lama kemudian tante Viona memanggil kami untuk makan. Seusai makan Aku dan Stive berpamitan kepada Zhaky dan mamanya.
“Kami pulang dulu tante”
“Hati-hati dijalan yah!”
            Sesampaiku di rumah, aku langsung menuju ke kamar menggati pakaian dan langsung berbaring diranjang. Aku terus membayangkan wajah Clara yang begitu cantik,
”Betapa beruntungnya aku jika bisa berpacaran dengannya” kataku dalam hati. Aku terus berkhayal hingga tertidur. Setelah beristirahat aku, langsung mencuci muka dan mengambil sepeda yang ada di garasi, kukayuh pedal sepadaku menuju taman yang tak jauh dari kompleks rumahku. Aku terhenti saat melihat seseorang yang tak lagi asing bagiku. Tarnyata itu adalah Clara yang tengah duduk membaca buku di taman, Tanpa pikir panjang aku langsung menghampirinya.
“Selamat sore neng cantik”, kataku dengan senyum.
Tapi dia tidak merespon dan tetap saja membaca sebuah novel. Sekali lagi aku mengulangi sapaanku.
“Sore neng cantik”
“Iya ada apa?”, katanya sambil menatap novel yang dibacanya.
“Ngak, Cuma mau ngajak ngobrol sambil jalan-jalan kita di taman ini. Lagi pula ngak enak kalau suasananya begini-begini aja”, pintaku
“Ok.. ayo”, katanya dengan lembut.
Kami berjalan mengelilingi taman, aku mulai membuka topik pembicaraan. Aku menanyakan banyak hal kepadanya. Dan kami selalu menyelingi pembicaraan kami dengan candaan yang cukup untuk mengocok perut hingga sakit. Sekarang sang mentari akan kembali ke peraduannya. Aku mengantar Clara pulang ke rumahnya dengan memakai sepeda. Arah rumah kami searah, rumah Clara berada di depan kompleks sedangkan rumahku ada di lorong kedua sebelah kanan di kompleks tempat tinggalku. Sesampai di depan rumah Clara kami berhenti dan menyempatakan diri untuk bercanda sebentar.
”Aku pulang dulu yah, udah magrib nih” kataku dengan senyum.
“Hati-hati dijalan yah”, ujarnya sembari tersenyum dan melambaikan tangannya.
Di perjalanan, aku hanya bisa berkata
“Baru kali ini aku bisa  dekat dengannya”.
Kini aku menggayuh pedal sepedaku lebih cepat di jalan yang sepi dan sedikit penerangan dari lampu jalan yang mulai redup dan di kerumuni serangga. Aku sampai di rumah dengan nafas yang terengah-engah, aku segera masuk ke rumah dan mengambil segelas air putih untuk melepas dahaga yang melanda tenggorokanku.
            Keesokan paginya, aku datang ke sekolah dengan mengendarai motor yang baru selesai diperbaiki. Ditengah perjalanan aku melihat Clara yang tengah menunggu Bis sekolah, spontan saja aku berhenti di depannya dan menawarinya tumpangan.
“ayo naik, dari pada nunggu bis yang belum datang”
“iya, terima kasih” katanya menerima tawaranku.
setelah memarkir motorku aku berjalan menuju kelas, tiba-tiba Zhaky mengagetkanku “Tadi lo bonceng Clara yah?”  
“iya, tadi gue ngeliat dia lagi nunggu bis, jadi gue tawari tumpangan aja.” Jelasku sambil berjalan
“Jangan bilang lo suka sama dia!” katanya
“Kenapa emangnya?” tanyaku
“Yaudah tembak aja, sebelum diambil orang.”
“Santai bro, PDKT aja dulu”
“diambil orang baru tau rasa lo” katanya kemudian berlari menuju kelas.
            Bel jam pelajaran berbunyi, aku bersama teman-temanku berjalan menuju lapangan untuk berolahraga. Hari itu matahari matahari bersinar dengan teriknya padahal baru jam 8 pagi, panasnya menembus baju olahragaku, dan tepat masuk menjilati kulitku. Aku bersama teman-temanku duduk dibawah pohon yang rimbun sambil bernyanyi ria dan  sesekali mengibas-ngibaskan tangan yang diiringi keluhan-keluhan, ada juga yang mengambil dedaunan lalu menjadikannya kipas. Aku beranjak dari tempat dudukku dan berjalan menuju lapangan meninggalkan teman-temanku. aku berdiri di samping Clara, tiba-tiba ia jatuh pinsang. Aku segera mengangkatnya dan membawanya ke ruang UKS. Aku membarinkannya di atas ranjang dan segara pergi membeli air minum untuknya. Setelah membeli air aku bergegas menuju ruang UKS, Hatiku langsung hancur ketika melihat Stive memegang tangan Clara yang sedang terbaring lemas, aku cemburu melihatnya dan segera keluar dari ruangan itu. Tak lama kemudian Stive keluar dari UKS aku segera menariknya kebelakang gedung UKS
“Eh, lo tadi ngapain megang-megang tangan Clara?”, tanyaku penuh emosi
“Kenapa emangnya, Ngak boleh?”
“Yah nagk boleh lah, DIA TUH GEBETAN GUE” kataku dengan lantang
 “Baru juga gebetan belum pacar! Jadi lo ngak ada hak buat melarang-larang gue”
“Apa-apaan sih kalian, masa gara-gara satu cewe aja kalian pertengkarkan, kayak ngak ada perempuan lain aja di dunia ini selain Clara”, kata Zhaky yang tiba-tiba muncul entah dari mana
“Eh, lo ngak usah ikut campur! Ini urusan kami berdua” ujar stive
“Gue cuma mau bilagi ke lo berdua!, kita ini bersahabat udah lama masa gara-gara satu perempuan aja kalian berantem!” ujar Zhaky
“DIAM LO” kataku membentak Zhaky
“Akh, malas hadapin kalian” kata Zhaky seraya meninggalkan kami berdua
“Awas ya kalo lo berani dekatin Clara lagi, gue hajar lo” kataku pergi meninggalkan Stive
“Emang gue takut sama lo“ katanya menantang.

Setelah sampai di rumah, aku langsung berbaring di ranjang, ku raih Hp yang ada di saku celanaku, ku mengirimi Clara sebuah pesan singkat
“Ntar sore kita ketemuan di taman yah neng cantik”.
Sekitar jam 3 sore aku bersiap-siap ke taman, tak lupa aku membawa bunga mawar untuk Clara, rencananya aku mau menyatakan perasaanku hari ini. Tiba-tiba Hpku berbunyi, aku mengira itu pesan singkat dari Clara namun dugaanku salah, ternya itu pesan singkat dari Zhaky yang mengajakku latihan band di rumahnya. Aku bergegas ke taman tanpa memperdulikan pesan singakat dari Zhaky yang aku pikirkan hanyalah Clara. Hampir dua jam aku menunggu Clara di taman, namun dia tidak datang sama sekali, aku sangat kecewa kepadanya. Aku membuang mawar yang sengaja kubawa untuknya. Dengan penuh rasa kecewa aku pergi ke rumah Zhaky yang tandinya mengajakku latihan band, namun Zhaky marah-marah kepadaku karena aku datang terlambat.
“Kenapa lo baru datang sekarang, udah jam berapa?” katanya penuh amarah
“Jangan Cuma salahin gue dong, Stive juga ngak datang kok”
“akh, terserah lo deh, males gue begini terus, sekalian aja kita ngak usah tampil di Pentas besok” kata Zhaky dengan nada tinggi
“terserah lo” kataku pergi meninggalkannya.

Hari berlalu begitu cepat, hari itu aku berangkat kesekolah agak kesiangan. Setibaku di sekolah aku melihat Stive dan Clara sedang berduaan, Zhaky datang menghampiriku dan berkata
“Udah bro, dia bukan jodoh lo” aku hanya terdiam etika mendengarkan kata-kata Zhaky
”mungkin lo benar” kataku merangkul bahu Zhaky sambil berjalan menuju kelas.
 Ketika kita harus memilih antara cinta atau sahabat, itulah pilihan yang sulit, tapi kita harus memilih walau itu sulit. Aku memutuskan untuk meminta maaf kepada Stive dan merelakan Clara bersamanya.
“maafin gue ya bro, seharusnya gue ngak menyalahkan lo” kataku sambil mengulurkan tangan
“iyya, gue juga minta maaf” seraya menjabat tanganku.
“Nah, gitu dong, kan enak kelihatan” kata Zhaky
“ekh maaf yah, gara-gara kami berdua kita ngak jadi tampil di Pensi” ujar Stive
“iya, ngak apa-apa, yang penting kalian udah ngak berantem lagi”
“tenang aja bro masih banyak kompetisi-kompetisi lainnya kok” lanjutnya.
Aku dan Stive berbaikan kembali. Kami kembali kompak seperti biasanya dan aku sudah merelakan Clara menjadi milik sahabatku Stive. Aku tak pernah menyesal mencintai Clara walau cintaku bertepuk sebelah tangan.


=’= END =’=

"Cerita ini merupakan Tugas akhir Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, pada saat aku masih SMA tahun 2015"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resiko Pasien Jatuh

Karya Tulis Ilmiah